26 November 2025 - 18:42
Pengurus Nahdlatul Ulama Indonesia Desak Ketua Umumnya Mundur

Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, mengalami krisis internal setelah ketua umumnya mengundang seorang pemikir Amerika Serikat yang dikenal sebagai pendukung Israel. Para pimpinan NU secara resmi meminta ketua mereka untuk mengundurkan diri.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait – ABNA — Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, mengalami krisis internal setelah ketua umumnya mengundang seorang pemikir Amerika Serikat yang dikenal sebagai pendukung Israel. Para pimpinan NU secara resmi meminta ketua mereka untuk mengundurkan diri.

Dalam pernyataan resmi disebutkan bahwa pimpinan NU memberikan waktu tiga hari kepada Yahya Cholil Staquf untuk mengajukan pengunduran diri. Apabila tidak, ia akan diberhentikan dari jabatannya. NU diketahui merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dengan sekitar 100 juta anggota dan simpatisan.

Pihak NU menyatakan bahwa Staquf telah mengundang seorang tokoh yang memiliki hubungan dengan jaringan Zionis internasional untuk menghadiri sebuah program internal organisasi pada bulan Agustus mendatang. Selain itu, juga muncul laporan mengenai dugaan penyalahgunaan manajemen keuangan yang turut menjadi dasar tuntutan pencopotannya.

Salah satu pejabat NU, Najib Azka, mengonfirmasi bahwa keputusan ini secara langsung berkaitan dengan undangan Staquf kepada Peter Berkowitz, seorang mantan pejabat sekaligus pemikir Amerika Serikat, untuk berpartisipasi dalam sebuah program pelatihan NU pada Agustus.

Staquf sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas undangan tersebut dan menyebutnya sebagai sebuah kekeliruan, dengan alasan bahwa ia tidak melakukan penelusuran latar belakang Berkowitz secara menyeluruh sebelum mengirim undangan. Ia juga menegaskan bahwa dirinya mengutuk tindakan genosida brutal Israel di Gaza.

Di situs pribadi Berkowitz disebutkan bahwa ia secara rutin menulis artikel yang mendukung operasi militer Israel di Gaza. Salah satu tulisannya yang terbit pada bulan September lalu bahkan berupaya membantah tuduhan genosida terhadap Israel.

Your Comment

You are replying to: .
captcha